Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِإِيْمَاناًوَاحْتِسَاباً،غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan mengharap balasan dari Allah I, diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah berkata:
“Siapa saja yang mengerjakan qiyamullail dengan penuh iman dan mengharap pahala, PASTI
akan mendapatkan ganjarannya, baik dia mengetahui bahwa malam itu
(adalah) lailatul qadar atau tidak, meskipun seandainya orang itu tidak
mengetahui tanda-tandanya, atau tidak waspada dengannya dikarenakan
tertidur atau sebab lain, akan tetapi dia TELAH MENGERJAKAN QIYAMULLAIL DENGAN PENUH IMAN DAN MENGHARAP PAHALA. Maka Allah PASTI akan mengampuni dosanya yang telah lalu.
Syaikh rahimahullah juga berkata
“Ketetapan ganjaran lailatul qadar bisa diraih oleh orang yang mengerjakan qiyamullail dengan penuh iman dan mengharap pahala, BAIK IA MENGETAHUINYA ATAU TIDAK, karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa
yang mengerjakan qiyamullail pada malam lailatul qadar karena iman dan
mengharap pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ’alaihi)
Dan beliau tidak menyebutkan, apabila dia mengetahui maka ia mendapatkannya.
Maka,
tidak disyaratkan untuk mendapatkan pahala lailatul qadar, seseorang
itu harus mengetahui dengan pasti malam itu. Akan tetapi kita katakan,
barangsiapa YANG MENGERJAKAN QIYAMULLAIL PADA SEPULUH TERAKHIR BULAN RAMADHAN SELURUHNYA,
maka kami tegaskan bahwa dia pasti mendapatkan malam lailatul qadar,
baik dipermulaan sepuluh hari terakhir, pertengahan, atau di akhirnya.
Dan hanya Allah-lah maha pemberi taufik.
Syaikh Masyhur bin Hasan Salman hafizhahullah mengatakan:
“Kesalahan-kesalahan
yang dilakukan manusia pada lailatul qadr itu banyak sekali, jarang
yang bisa selamat kecuali yang dipelihara Allah. Di antara
kesalahan-kesalahan itu adalah: Sibuk mencari dan menyelidiki
keberadaannya.” (Majalah As-Sunnah Th XIV, Ramadhan-Syawal 1431 H,
Agustus-September 2010 M)
Syaikh juga menjelaskan:
“Sibuk
mencari dan menyelidiki keberadaannya. Sibuk mengamati tanda-tanda
lailatur qadr, sehingga meninggalkan ibadah ataupun perbuatan taat pada
malam itu. Betapa banyak orang-orang lupa membaca Al-Qur’an, dzikir dan
lupa mencari ilmu karena sibuk mengamati tanda-tanda lailatul qadr.
Menjelang matahari terbit, terkadang kita dapati ada yang sibuk
memperhatikan dan mengamati matahari untuk mencari tahu, apakah sinar
matahari pagi ini terik ataukah tidak. Mestinya orang-orang ini
memperhatikan pesan Rasulullah saw dalam sabda beliau:
“Semoga (dengan dirahasiakannya waktu lailatul qadr itu) menjadi lebih baik bagi kalian” (HR. Bukhari)
Dalam hadits ini, terdapat isyarat bahwa malam itu tidak ditentukan waktu pastinya.
Dari
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, para ulama
menyimpulkan bahwa dirahasiakannya waktu lailatul qadar (adalah) lebih
baik. Mereka mengatakan: “Hikmahnya, agar manusia bersungguh-sungguh dan
memperbanyak amal PADA SELURUH MALAM
dengan harapan ada yang bertepatan dengan lailatul qadar. Berbeda jika
lailatul qodar itu telah dipastikan waktunya, maka tentu kesungguhan
dalam beramal hanya akan ada dan akan dipompa pada satu malam itu saja.
Akibatnya, kesempatan beribadah pada malam-malam lainnya akan berlalu
begitu saja atau minimalnya amal ibadahnya menurun. Bahkan sebagian
ulama mengambil satu faidah dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam di atas, yaitu sebaiknya ORANG YANG MENGETAHUI lailatul qadar itu MENYEMBUNYIKANNYA, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mentaqdirkan pada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam UNTUK TIDAK MEMBERITAKANNYA. Dan semua kebaikan ada pada sesuatu yang telah ditaqdirkan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga kita DISUNNAHKAN untuk mengikutinya.”
Cara Melaksanakan Solat Lailatul Qadar
.
Solat Sunat Lailatul Qadar dilakukan
sebanyak empat rakaat dengan satu salam, seperti dengan solat Dhuhur atau
Isyak, hanya berbeda niatnya.
.
1. Niatnya:
.
2. Pada setiap rakaat selepas membaca surah al-Fatihah, dibaca surah:
1. Al-Takatsur 1 kali
2. Al-Ikhlas 3 kali.
.
.
3. Selepas memberi salam baca doa;
.
Rasulullah SAW bersabda: “Empat jenis zikir yang tidak patut ditinggalkan oleh setiap Muslim sepanjang Ramadhan. Pertama, mengucapkan istighfar (memohon ampun); kedua, memperbanyakkan ucapan syahadah; ketiga, berdoa meminta syurga dan keempat, memohon keredhaan Allah.” (Hadis riwayat Al-Baihaqi).
.
Dalam sebuah hadith riwayat Tirmizi, Ahmad dan Ibn Majah bahawa Aisyah r.a. bertanya kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, sekiranya aku berada pada Lailatul Qadar (bertepatan dengan malam Qadar), maka apa yang aku perlu buat?
Baginda menjawab: “Bacalah:
اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ، فَاعْفُ عَنِّىْ وَاغْفِرْلِى.
“Allahumma innaka ‘afuwun karim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni wagh’firli”
Ya Allah! Sesungguhnya Dikaulah Maha Pengampun, Maha Pemurah lagi suka mengampun. Maka ampunilah dan lindungilah diriku.